Kamis, 13 Mei 2010

PREEKLAMSIA

Waspadai Preklamsia Saat Hamil
Oleh: Ns.Edy Tahir,S.Kep

Ibu hamilPreklamsia adalah masalah umum yang timbul saat kehamilan. Preklamsia adalah tingginya tekanan darah dan kelebihan kadar protein dalam urin setelah kehamilan berusia 20 minggu. Seringkali preklamsia ini hanya merupakan peningkatan tekanan darah. Tetapi bila tidak dijaga kemungkinan dapat berakibat fatal, kemungkinan komplikasi pada ibu dan bayinya.

Satu-satunya pengobatan yang paling manjur adalah dengan segera melahirkan, terutama bila preklamsia ini terjadi saat kehamilan mendekati masa-masa kelahiran. Tetapi jika preklamsia ini terjadi pada awal masa kehamilan, maka dokter akan berusaha memperpanjang kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup untuk lahir.

Tanda dan gejala

Tanda preklamsia adalah dengan naiknya tekanan darah (hipertensi) dan terdapatnya kadar protein dalam urin yang berlebihan (proteinuria) setelah kehamilan mencapai 20 minggu. Kelebihan protein ini akan mempengaruhi kerja ginjal. Beberapa tanda dan gejala lain dapat datang bertahap maupun tiba-tiba seperti:

* Sakit kepala
* Masalah penglihatan, termasuk kebutaan sementara, pandangan buram dan lebih sensitif pada cahaya/silau
* Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan
* Muntah
* Pusing
* Berkurangnya volume urin
* Berat badan yang naik secara cepat, biasanya di atas 2 kg per minggu

Pembengkakan (edema) pada wajah dan tangan sering menyertai preklamsia walaupun tidak selalu merupakan gejala dari preklamsia karena edema ini terjadi juga pada kehamilan yang normal.

Selain preklamsia ini, beberapa kelainan tekanan darah saat hamil antara lain adalah:

* Hipertensi kehamilan. Ibu hamil dengan hipertensi kehamilan tetapi tidak terdapat kelebihan protein dalam urin. Hipertensi kehamilan ini mungkin dapat berkembang menjadi preklamsia.
* Hipertensi kronis. Tingginya tekanan darah yang terjadi sebelum kehamilan mencapai usia 20 minggu atau sampai 12 minggu setelah kelahiran.
* Preklamsia superimpose pada hipertensi kronis. Istilah ini menggambarkan ibu dengan hipertensi kronis sebelum kehamilan dan berkembang lebih buruk dengan protein urin berlebihan saat kehamilan.

Penyebab

Preklamsia dahulu disebut sebagai toksemia, karena diperkirakan adanya racun dalam aliran darah pada ibu hamil. Walaupun teori ini sudah dibantah, tetapi penyebab preklamsia sesungguhnya belum diketahui. Yang mungkin menyebabkan antara lain:

* Kelainan aliran darah menuju rahim
* Kerusakan pembuluh darah
* Masalah dengan sistim ketahanan tubuh
* Diet atau konsumsi makanan yang salah

Faktor resiko

Preklamsia hanya terjadi pada kehamilan. Faktor resiko yang terlibat antara lain:

* Sejarah preklamsia. Ibu hamil dengan sejarah keluarga menderita preklamsia akan meningkatkan resiko terkena preklamsia pula.
* Kehamilan pertama. Resiko terkena preklamsia akan lebih tinggi pada ibu hamil saat kehamilan pertama.
* Usia. Ibu hamil berusia di atas 35 tahun akan lebih besar resikonya menderita preklamsia.
* Obesitas. Preklamsia lebih banyak menyerang ibu hamil yang mengalami obesitas.
* Kehamilan kembar. Mengandung bayi kembar juga meningkatkan resiko preklamsia
* Kehamilan dengan diabetes. Wanita dengan diabetes saat hamil memiliki resiko preklamsia seiring perkembangan kehamilan
* Sejarah hipertensi. Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit ginjal atau lupus akan meningkatkan resiko terkena preklamsia.

Penelitian tahun 2006 terhadap ibu hamil dengan kadar protein menemukan bahwa protein ini mempengaruhi perkembangan dan fungsi pembuluh darah, membantah teori bahwa preklamsia disebabkan oleh ketidaknormalan pembuluh darah menuju plasenta. Tetapi pemeriksaan darah tetap merupakan alat yang efektif untuk mendiagnose preklamsia.

Pemeriksaan dan diagnose

Anda akan dinyatakan terkena preklamsia jika anda mengalami hipertensi dan kadar protein urin yang tinggi pada umur kehamilan di atas 20 minggu. Biasanya terdiagnose secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin sebelum kelahiran.

Tekanan darah yang normal pada saat kehamilan adalah lebih rendah dari 130/85 mmHg. Jika terbaca di atas 140/90 mmHg masih dapat dinyatakan normal bila dilakukan sekali. Tetapi pemeriksaan ulang yang menunjukkan pembacaan tidak normal dapat dikategorikan merupakan indikasi ketidaknormalan. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih teliti dan bila mungkin akan melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui kadar protein dalam urin.

Jika anda dinyatakan menderita preklamsia, maka dokter akan menganjurkan anda untuk memeriksakan hati dan ginjal. Pemeriksaan sel darah juga dilakukan untuk memeriksa kemungkinan sel yang dapat menhambat aliran darah. Dokter juga akan memeriksa lebih teliti dan memonitor lebih ketat perkembangan janin, biasanya dengan USG.

Untuk menjaga janin tetap memperoleh pasokan oksigen dan makanan yang cukup, maka dianjurkan ibu hamil dengan preklamsia untuk melakukan tes stres janin yang mengukur pergerakan bayi dan denyut jantung bayi.

Komplikasi

Beberapa komplikasi preklamsia antara lain:

* Berkurangnya aliran darah menuju plasenta. Preklamsia akan mempengaruhi pembuluh arteri yang membawa darah menuju plasenta. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah, maka janin akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat berakibat pertubuhan janin melambat atau kelahiran dengan berat bayi kurang
* Lepasnya plasenta. Preklamsia dapat meningkatkan resiko lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum lahir. Selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan dan kemungkinan dapat mengancam bayi maupun ibunya.
* Sindrom HELLP. HELLP adalah singkatan dari Hemolyssi (perusakan sel darah merah), Elevated liver enzym dan low platelet count (meningkatnya kadar enzim dalam hati dan rendahnya jumlah sel darah dalam keseluruhan darah. Gejalanya antara lain pening dan muntah, sakit kepala dan nyeri perut atas.
* Eklamsia. Jika preklamsia tidak terkontrol maka terjadi eklamsia. Eklamsia ini dapat berujung pada kerusakan permanen organ tubuh ibu seperti otak, hati atau ginjal. Jika eklamsia tidak terkontrol dapat menyebabkan koma, kerusakan otak bahkan berujung pada kematian janin ataupun ibunya.

Terapi dan penyelamatan

Obat satu-satunya yang manjur adalah dengan segera melakukan kelahiran. Tetapi jika preklamsia terjadi pada awal masa kehamilan maka yang bisa dilakukan antara lain :

* Bed rest: Mengulur waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun dan meningkatkan aliran darah menuju plasenta untuk mencoba mempertahankan janin. Anda akan diharuskan berbaring total dan hanya diperbolehkan duduk atau berdiri jika memang benar-benar diperlukan. Tekanan darah dan kadar protein urin juga akan dimonitor secara ketat. Jika preklamsia ini sudah parah, maka kemungkinan akan disarankan untuk beristirahat di rumah sakit. Rumah sakit akan melakukan test stres janin untuk memonitor perkembangan janin.
* Obat hipertensi. Dokter dapat merekomendasikan pemakaian obat penurun tekanan darah. Pada preklamsia parah dan sindrom HELLP, obat costicosteroid dapat memperbaiki fungsi hati dan sel darah. Obat ini juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh untuk kemungkinan penanganan kelahiran prematur.
* Melahirkan. Melahirkan adalah cara terakhir mengatasi preklamsia. Pada preklamsia akut/parah maka dokter akan menganjurkan kelahiran prematur uantuk mencegah akibat yang lebih buruk. Tetapi kelahiran ini juga diperlukan kondisi minimal seberti kesiapan tubuh ibu, kondisi janin. Diharapkan tekanan darah akan segera turun setelah proses kelahiran dan akan normal setelah beberapa hari.

Pencegahan

Belum diketahui sebab pasti penyebab preklamsia. Mengurangi konsumsi garam diperkirakan juga tidak efektif menurukan resiko terkena preklamsia. Cara terbaik adalah memeriksakan secara teratur kondisi ibu dan janin. Preklamsia yang terdiagnose lebih awal akan memudahkan dokter menyarankan terapi yang lebih tepat untuk ibu dan janinnya.

Penelitian tahun 2006 pada wanita yang mengkonsumsi multivitamin dan menjagaberat tubuh sebelum kehamilan akan menurunkan resiko terkena preklamsia saat mengandung sampai lebih dari 70 persen.

Suplemen nutrisi ditengarai juga mampu menurunkan resiko terkena preklamsia, hanya saja perlu lebih selektif memilih suplemen yang akan dikonsumsi. Bila perlu konsultasikan ke dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar