Selasa, 18 Mei 2010

KERANGKA ACUAN
PELATIHAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT
“ Basic Trauma and Cardiac Life Support ”
Bagi Perawat dan Bidan
A. Dasar pemikiran
Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan contoh bagaimana musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi kematian karena sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan, seharusnya dapat kita cegah.
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat” . Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu tergantung kepada :
• Kecepatan ditemukannya penderita
• Kecepatan meminta bantuan pertolongan
• Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan
Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar.
Kedudukan tenaga kesehatan di dalam SPGDT memiliki posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Kurikulum Program Pendidikan Ners atau Bidan yang sekarang diterapkan, juga dapat memudahkan mereka jika mengikuti pelatihan mengenai PPGD.
Adalah Yayasan Ambulan Gawat Darurat (YAGD) 118 Jakarta diresmikan tahun 1992 dengan akta notaris meskipun 26 tahun sebelumnya telah berkiprah dalam pelayanan bagi korban kecelakaan lalu lintas di Jakarta. Yayasan ini berada dalam pembinaan Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) yang dalam perkembangan organisasi selanjutnya menjadi sentral pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan di Indonesia. Terwujudnya ”safe community” adalah komitmen lembaga dengan menyebarkan dan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan gawat darurat untuk masyarakat umum, public officer, dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya. Pelatihan ”Basic Trauma and Cardiac Life Support ” (BTCLS) merupakan salah satu bentuk kurikulum pelatihan berstandar nasional bagi tenaga kesehatan yang mengenai teknik bantuan pertolongan untuk penderita gawat darurat.
Yayasan Ikatan Perawat Pendidik Sukabumi merupakan wadah bagi setiap individu perawat yang memiliki jiwa pendidik, mempunyai misi dan komitmen untuk selalu terlibat dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan anggota komunitasnya. Pendidikan dan pelatihan yang bersertifikat menjadi agenda tetap yayasan sebagai bentuk kontribusi lembaga kami bagi kemajuan profesi keperawatan. Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ini dilaksanakan sebagai wujud nyata tujuan tersebut.
B. Tujuan Pelatihan
Tujuan Umum :
Menyelenggarakan pelatihan dalam kegawatdaruratan secara profesional dengan mengedepankan aspek legalitas dan nilai jual dalam rangka menciptakan lulusan pelatihan yang kompeten
Tujuan Khusus :
Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pelatihan BTCLS adalah peserta didik diharapkan mampu :
1. Menganalisa kebutuhan organisasi SPGDT dalam pelayanan gawat darurat sehari-hari dan pelayanan gawat darurat dalam bencana di wilayah kerjanya.
2. Mempraktekkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat darurat secara cepat, tepat dan akurat (initial assessment)
3. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan jalan napas yang bersih sekaligus memproteksi terhadap spinal (Airway Management)
4. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan ventilasi paru dan perfusi jaringan yang adequat (Breathing and Ventilatory Management)
5. Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi syok dan mengontrol perdarahan (Circulatory Management)
6. Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support-Cardiopulmonal Rescucitation)
7. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat bagi penderita yang mengalami trauma/injury/cedera
8. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat jantung : EKG dan Cardio Shock
9. Mempraktekkan keterampilan pemasangan balutan dan pembidaian
10. Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi dan tranportasi dengan teknik yang benar
C. Sasaran
Sasaran pelatihan PPGD ini adalah dosen keperawatan/bidan, praktisi keperawatan/bidan, mahasiswa Keperawatan/bidan yang berstatus dan tercatat pada 2 (dua) semester akhir program pendidikannya. Satu angkatan peserta pelatihan berjumlah dari 32 sampai 35 orang.
D. Materi Program Pelatihan
Program Pelatihan PPGD diselenggarakan dengan berdasarkan kerangka Basic Trauma dan Basic Cardiac Life Support (BTLS & BCLS). Materi Pelatihan meliputi pokok bahasan di bawah ini :
1. Persfektif keperawatan Gawat Darurat
2. Organisasi PPGD : SPGDT/harian & SPGDB/bencana
3. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)
4. Penilaian Awal dan Resusitasi (Initial Assesment)
5. Airway and Breathing Management
6. Syok Management
7. Keracunan/intoksikasi
8. Biomekanik Trauma
9. Trauma Kepala dan Spinal
10. Trauma Thorak dan Abdomen
11. Luka, perdarahan dan Fraktur
12. Penanganan Luka bakar
13. Triage Skenario
14. Pengenalan dan Penatalaksanaan Dasar Gawat Darurat Jantung : EKG Normal, aritmia yang mengancam jiwa
15. Extrikasi, evakuasi dan Transportasi Penderita gawat darurat
E. Metoda Pelatihan
Proses belajar interaktif dengan ceramah, simulasi dan demontrasi. Diskusi dilakukan untuk membahas suatu kasus gawat darurat. Bahan materi pelatihan dibagikan ke semua peserta minimal 1 (satu) minggu sebelum pelatihan dilaksanakan.
F. Pelaksana Pelatihan
Kegiatan pelatihan diselenggarakan secara penuh oleh tim dari Yayasan Ambulan Gawat Darurat (YAGD) 118 Jakarta yang dibina oleh Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) Jakarta. Nara Sumber utama adalah 4-5 orang instruktur yang terdiri dari ;
1. Dokter ahli bedah bersertifikat ATLS (Advance Trauma Life Support)
2. Dokter ahli jantung bersertifikat ACLS(Advance Cardiac Life Support)
3. Perawat AGD 118
G. Waktu dan Tempat Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan 5 (lima) hari dimulai pukul 8.00 sampai 16.00 setiap harinya. Tempat pelatihan ditentukan oleh panitia lokal dengan tempat sesuai standarisasi dari pengyelenggaraan pelatihan BTCLS.
H. Biaya Dan Fasilitas pelatihan
Anggaran penyelenggaraan pelatihan dibebankan pada peserta dengan biaya sebesar Rp. 1.400.000. (Satu Juta Empat Ratus Ribu Rupiah) perpeserta untuk tempat di Sukabumi. Biaya tersebut dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran pelatihan yang terdiri dari : Paket Biaya ke Jakarta, akomodasi nara sumber, akomodasi peserta, dan sewa tempat.
Fasilitas yang didapatkan peserta pelatihan dengan biaya tersebut di atas :
1. Buku Paket Panduan Pelatihan
2. Sertifikat pelatihan bernilai 2 SKS akreditasi PPNI Pusat
3. Alat tulis ( Bolpoint + Blocknote)
4. Tas pelatihan
5. Makan 1 kali dan snack 2 kali setiap harinya
*) Point no 1 s.d. 4 disiapkan oleh fihak YAGD 118. Sedangkan fasilitas yang harus disiapkan oleh panitia pelaksana lokal :
- Ruang kuliah 1 lokal + autostabilizer + audio kit
- Ruang skill station berukuran min. 3 m X 4 m + 1 buah Meja ( 3 lokal )
- Relawan 3 orang untuk menjadi pasien simulasi ujian praktek di hari kelima
- Blangkar/tandu 1 unit (dapat diganti dengan meja panjang)
- Akomodasi nara sumber (makan dan penginapan)
I. Evaluasi Pelatihan dan Tindak Lanjut
Evaluasi penyelenggaraan pelatihan meliputi :
1. Evaluasi tertulis bagi peserta dengan pretest dan postest
2. Ujian praktek laboratorium
3. Sertifikasi diberikan jika :
a. Kehadiran peserta 100 %
b. Dinyatakan lulus berdasarkan penilaian secara obyektif merujuk pada kompetensi yang harus dicapai peserta pelatihan
4. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan
5. Pembinaan berkelanjutan bagi alumni pelatihan
I. Penutup
Demikian kerangka acuan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat darurat (PPGD) : BTCLS ini dibuat untuk diketahui serta dijadikan pedoman dalam penyelenggaraannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar